Bahaya asap minyak goreng bagi kesehatan antara lain penyakit pernafasan, keracunan genetik, dan kanker.

Bahaya asap minyak goreng bagi kesehatan antara lain penyakit pernafasan, keracunan genetik, dan kanker.

Bahaya asap minyak goreng bagi kesehatan antara lain penyakit pernafasan, keracunan genetik, dan kanker.

Kanker telah terdaftar sebagai penyebab utama kematian di kalangan pekerja. Lembaga Penelitian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHRI) Kementerian Tenaga Kerja melakukan studi epidemiologi mengenai terjadinya kanker paru-paru di kalangan koki pada tahun 2014. Studi tersebut menganalisis risiko relatif terkena kanker di antara 332.266 koki masakan Tiongkok dan kelompok kontrol yang berjumlah 47.285 orang. individu yang terlibat dalam pemrosesan beras Tiongkok, pemrosesan produk akuatik, pembuatan kue, pembuatan kue Barat, pemrosesan mie Tiongkok, pemrosesan produk daging, dan teknologi layanan makanan dan minuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koki masakan Cina memiliki risiko relatif masing-masing 2,4 kali, 2,7 kali, dan 2,5 kali untuk terkena kanker paru-paru, adenokarsinoma paru, dan kanker hati, dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Zat berbahaya dalam asap minyak goreng antara lain hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan aldehida. OSHRI juga melakukan penilaian paparan PAH dan aldehida dalam asap minyak goreng di tempat kerja sebuah restoran Cina di mana kokinya menderita adenokarsinoma paru. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata PAH pribadi (termasuk bentuk partikulat dan gas) adalah 6,5 μg/m3, dan total risiko karsinogenik PAH adalah 3 × 10-4, lebih tinggi dari risiko karsinogenik yang dapat diterima sebesar 10-6 yang ditentukan. oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA). Konsentrasi rata-rata formaldehida dan asetaldehida dalam asap minyak goreng di tempat kerja di mana koki mengembangkan adenokarsinoma paru masing-masing adalah 34,6 μg/m3 dan 107,2 μg/m3. Risiko karsinogenik formaldehida dan asetaldehida masing-masing adalah 3,9 × 10-5 dan 5,8 × 10-5, dan total risiko karsinogenik formaldehida dan asetaldehida adalah 9,7 × 10-5, juga lebih tinggi dari risiko karsinogenik yang dapat diterima yaitu 10-6 yang ditentukan oleh EPA.

Mengingat koki merupakan kelompok berisiko tinggi terpapar asap minyak goreng di dapur, OSHRI mendesak para pemberi kerja untuk meningkatkan ventilasi dapur, memperhatikan pembersihan dan pemeliharaan alat penghisap asap, dan memprioritaskan bahaya kesehatan dari asap minyak goreng bagi koki. Disarankan untuk diatur bahwa juru masak harus terlebih dahulu menyalakan kompor sebelum mulai memasak, berpartisipasi aktif dalam pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah, mengacu pada materi pelatihan pendidikan kesehatan kerja yang disediakan oleh OSHRI (website: http://laws. ilosh.gov.tw/Book/Public_Publish.aspx?P=138), memperkuat pendidikan kesehatan bagi para juru masak, dan secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Selain itu, menjelang musim liburan, OSHRI dengan baik hati mengingatkan masyarakat yang memasak di rumah bahwa aktivitas memasak meningkat secara signifikan selama periode Tahun Baru Imlek, sehingga perhatian khusus harus diberikan untuk menghindari bahaya asap minyak goreng.

Sumber Berita: Siaran pers Kementerian Tenaga Kerja 6-2-2015